Rocket Internet? Go-Jek? Hubungannya?



Apakah anda pernah mendengar Rocket Internet? Apa itu Rocket Internet? 


Rocket Internet adalah inkubator perusahaan online yang terbesar, tercepat, dan tersukses di dunia. Mengawali kiprahnya di tahun 2007, bermarkas di Berlin, dan memiliki 25 kantor di 5 benua, Rocket Internet telah menjamah lebih dari 40 negara. Dengan berbekal lebih dari 100 perusahaan start-up dalam portofolionya, Rocket Internet telah membuka lapangan pekerjaan untuk lebih dari 15.000 orang di dunia, termasuk di Indonesia.

Berpegang teguh pada prinsip ‘don’t innovate, imitate’, Rocket Internet justru jauh lebih berkembang dibanding kompetitor-kompetitornya. Prinsip kloning start-up yang dinilai berhasil tersebutlah yang membuat Rocket Internet lebih matang. Diawali dengan observasi, diteruskan dengan imitasi dengan sedikit evaluasi, menambal kekurangan start-up yang dikloning secara terang-terangan, dan diakhiri dengan eksekusi menjadi proses berpikir mereka. Tidak mencuri, hanya mencermati dan improvisasi.

Samwer bersaudara sebagai pendiri dari Rocket Internet mungkin tidak bisa disebut sebagai pahlawan, tetapi saya rasa mereka cukup berjasa dalam membuka mata kita bahwa ekosistem kewirausahaan dapat dibina secara bertahap, diawali dengan meniru. Lagipula sebenarnya tidak pernah ada ide yang benar-benar murni ide baru. Sederhananya, inovasi adalah entah pengubahan, penambahan, atau penggabungan. 

Lalu apa hubungannya Go-Jek dan Rocket Internet?


Nadiem Makarim, Founder dan CEO Go-Jek yang juga merupakan lulusan Harvard Business School, menggunakan pengalamannya selama bekerja di Rocket Internet untuk membangun dan menjalankan Go-Jek tersebut. Awal mulanya, tiga tahun setelah selesai bekerja di Mckinsey dan meraih gelar MBA, Nadiem direkrut Rocket Internet untuk menjadi managing director raksasa e-commerce Zalora. 

Nadiem bekerja dengan Rocket Internet hampir setahun, lalu memilih bekerja di perusahaan layanan pembayaran Kartuku. Di samping itu, Nadiem juga telah mulai membangun dan menjalankan Go-Jek sejak Maret 2011, bahkan sebelum ia bergabung dengan Zalora. Kini, ia menjabat sebagai CEO Go-Jek. Bisa dibilang kekuatan Nadiem terletak pada pengalamannya memahami pasar Indonesia dan menjadi pionir bisnis di ranah ini.

Sumber :
https://mikaelogi.wordpress.com/2012/08/19/makhluk-apakah-rocket-internet-itu/
https://id.techinasia.com/perbandingan-layanan-gojek-grabbike-di-indonesia/

Komentar

Postingan Populer